Selamat Datang di Blog Kami Budidaya Tanaman MENTIMUN ~ ENTREPRENEUR.SGC_2014

Selasa, 25 Maret 2014

Budidaya Tanaman MENTIMUN

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Cucurbitales
Famili: Cucurbitaceae
Genus: Cucumis
Spesies: C. Sativus
Nama binomial: Cucumis sativus L.

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan tanaman semusim yang bersifat menjalar atau memanjat dengan perantaraan alat pemegang berbentuk pilin atau spiral. Bagian yang dimakan dari sayuran ini adalah buahnya. Biasanya buah mentimun dimakan mentah sebagai lalap dalam hidangan makanan dan juga di sajikan dalam bentuk buah segar (Sugito, 1992).

Mentimun atau Cucumis sativus merupakan tanaman yang bisa beradaptasi pada berbagai jenis iklim. Namun, kondisi budidaya mentimun lebih maksimal di iklim kering dengan penyinaran penuh pada suhu 21-27oC. Sedangkan ketinggian ideal untuk budidaya mentimun adalah 1000-1200 meter dari permukaan laut. Meskipun begitu mentimun masih bisa ditanam di dataran rendah.

Nilai gizi mentimun cukup baik karena sayuran buah ini merupakan sumber mineral dan vitamin. Kandungan nutrisi per 100 g mentimun terdiri dari 15 kalori, 0,8 g protein, 0,1 g pati, 3 g karbohidrat, 30 mg fosfor, 0,5 mg besi, 0,02 thianine, 0,01 riboflavin, 14 mg asam, 0,45 vitamin A, 0,3 vitamin B1, dan 0,2 vitamin B2 (Sumpena, 2001).

Budidaya mentimun organik membutuhkan perawatan ekstra, karena tanaman ini rentan terhadap hama dan cuaca. Mentimun akan lebih bagus ditanam pada tanah yang mengandung hara organik cukup banyak. Tekstur tanah yang baik bagi tumbuh kembang tanaman ini berkadar liat rendah dengan pH 6-7.

Produksi mentimun di Indonesia masih sangat rendah padahal potensinya masih bisa ditingkatkan. Untuk itu PT. Natural Nusantara berupaya turut membantu meningkatkan produksi secara Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).

Bagian Tubuh MENTIMUN
Mentimun memiliki akar tunggang dan bulu-bulu akar, tetapi daya tembus akar relatif dangkal, pada kedalaman sekitar 30-60 cm. Oleh sebab itu, tanaman mentimun termasuk peka terhadap kekurangan dan kelebihan air.

Tanaman mentimun memiliki batang yang berwarna hijau, berbulu dengan panjang yang bisa mencapai 1,5 m dan  umumnya batang mentimun mengandung air dan lunak.Mentimun mempunyai sulur dahan berbentuk spiral yang keluar di sisi tangkai daun. Sulur mentimun adalah batang yang termodifikasi dan ujungnya peka sentuhan. Bila menyentuh galah sulur akan mulai melingkarinya. Dalam 14 jam sulur itu telah melekat kuat pada galah/ajir.

Daun mentimun lebar berlekuk menjari dan dangkal, berwarna hijau muda sampai hijau tua. Daunnya beraroma kurang sedap dan langu, serta berbulu tetapi tidak tajam. Dan berbentuk bulat lebar dengan bagaian ujung yang meruncing berbentuk jantung, kedudukan daun pada batang tanaman berselang seling antara satu daun dengan daun diatasnya.
Bunga mentimun berwarna kuning dan berbentuk terompet, tanaman ini berumah satu artinya, bunga jantan dan bunga betinah terpisah, tetapi masih dalam satu pohon. Bunga betina mempunyai bakal buah berbentuk lonjong yang membengkak, sedangkan bunga jantan tidak. Letak bakal buah tersebut di bawah mahkota bunga.

Buah mentimun muda berwarna antara hijau, hijau gelap, hijau muda, hijau keputihan sampai putih, tergantung kultivar yang diusahakan. Sementara buah mentimun yang sudah tua (untuk produksi benih) berwarna cokelat, cokelat tua bersisik, kuning tua, dan putih bersisik. Panjang dan diameter buah mentimun antara 12-25 cm dengan diameter antara 2-5 cm atau tergantung kultivar yang diusahakan.

Jenis-jenis MENTIMUN
Jenis mentimun yang banyak dibudidayakan dan diminati masyarakat yakni:
1)   Mentimun Jepang (Japanese varietas),
timun ini berasal dari Jepang dengan ciri buah panjang antara 18-20 cm dengan berat buah 80-120 g, diameter 1,5-2,5 cm, memiliki buah berasa manis, dan kandungan air lebih sedikit.
2)   Mentimun hibrida yang disilangkan dengan dua jenis induk yang mempunyai sifat-sifat unggul dan keturunannya memiliki sifat yang lebih baik dari induknya. Salah satu mentimun hibrida yakni varietas Hercules 56 yang memiliki ciri buah berwarna hijau, panjang 20 cm, diameter 4 cm, umur panen 35 hari dan memiliki percabang yang banyak dan tahan terhadap penyakit downy mildew.
3)   Mentimun lokal
berasal dari petani setempat dengan ciri tanaman memiliki umur berbunga 20-30 hst dan umur panen 30-35 hst, warna buah muda sangat beragam, yaitu putih, hijau, atau hijau keputihan, sedangkan warna buah tua kuning atau coklat, panjang buah antara 12-19 cm  (Sumpena, 2002).

SYARAT PERTUMBUHAN
IKLIM
Adaptasi mentimun pada berbagai iklim cukup tinggi, namun pertumbuhan optimum pada iklim kering. Cukup mendapat sinar matahari, temperatur (21,1 - 26,7)°C dan tidak banyak hujan. Ketinggian optimum 1.000 - 1.200 mdpl. Sedangkan untuk jenis Timun jepang seperti jenis lainnya dapat hidup pada lahan berketinggian sekitar 200 - 800 m dpl. Pertumbuhan optimalnya dapat dicapai jika di tanam pada lahan yang berada pada ketinggian 400 m dpl.
Media Tanam
Tanah gembur, banyak mengandung humus, tata air baik, tanah mudah meresapkan air, pH tanah 6-7.
Tanah yang telah diolah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 10-20 kg/ha. Setelah itu, dibuatkan bedengan dengan lebar 100 cm dan saluran air selebar 20-30 cm. Panjang bedengan tergantung keadaan musim. Jika musim hujan, bedengan dibuat lebih tinggi agar drainase dan aerasi baik, yaitu 30-40 cm. Sedangkan jika musim kemarau, bedengan hanya berukuran 20-25 cm. Syarat tumbuh dan budidaya timun gherkin sama seperti budidaya timun jepang. Yang berbeda hanya jarak tanam optimal, panen, dan ukuran buah yang dipanen. Penanaman timun gherkin berjarak tanam optimal 60 x 50 cm. Timun ini dapat dipanen sekitar 42 hari dengan ukuran buah sekitar 6-9 cm atau tergantung permintaan pembeli.

Penyiapan BENIH dan MEDIA Penyemaian
Budidaya mentimun biasanya memperbanyak tanaman melalui biji. Benih timun jepang dan timun gherkin masih diimpor dari negeri asalnya. Sebelum benih ditanam, sebaiknya media persemaian dipersiapkan terlebih dahulu. Benih dituntut memiliki mutu tinggi sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum.

Cara mendapatkan benih yang baik adalah dengan menyeleksi mentimun yang pangkalnya kecil namun buahnya panjang dan besar. Biarkan buah mentimun tersebut masak dipohon. Setelah terlihat akan membusuk petik buah tersebut dan diamkan selama satu malam. Keesokannya buah dibelah dan dikerok bijinya. Lalu masukkan kedalam wadah yang bersih dan biarkan kembali selama satu malam.
Setelah itu, ayak biji mentimun di air mengalir sampai selaput yang menyelubunginya hilang. Untuk memudahkan pengelupasan selaput, campurkan halus abu pada benih tersebut. Pada waktu pengayakan lakukan sortasi biji. Pilih biji yang tenggelam, tidak hanyut terbawa aliran air. Kemudian jemur biji mentimun selama 2 hari. Setelah dijemur sebaiknya biji dikemas dalam botol kaca yang bersih. Simpan biji tersebut selama 1-2 bulan sebelum digunakan untuk menghilangkan masa dormannya. Benih yang disimpan dengan baik bisa bertahan hingga satu tahun.
Sehari sebelum budidaya mentimun dilakukan, siapkan benih dengan cara direndam dalam air hangat selama 3-5 jam kemudian letakkan di kain basah dan lembab. Setelah 15-24 jam biasanya akan tumbuh tunas dari biji-biji tersebut, dan benih mentimun siap untuk ditanam.

Media persemaian itu berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7:3. Sebagai tempat media persemaian dapat digunakan polybag atau kantung plastik transparan. Sebelum digunakan, media semai disterilkan dulu dengan Dithane/Cobox 0,2 % clan Furadan/Curater sebanyak 15 g/100 kg media. Meskipun benih dapat langsung ditanam, namun untuk mengurangi kegagalan, sebaiknya benih mendapat perlakuan sebagai berikut.

Setelah benih disiapkan, benih dapat langsung ditanam di tempat yang telah disiapkan. Pada musim hujan, persemaian harus diberi atap plastik transparan. Jika timun disemaikan saat musim kemarau, bedengan bisa dibuat di tempat terbuka. Namun, pada beberapa hari pertama, bedengan harus ditutup dengan daun-daun kering. Usahakan sinar matahari bisa masuk lebih kurang 35 %. Tanah persemaian disiram setiap 1-2 hari sekali. Apabila daun keping terbuka, bibit disemprot dengan Antracol dan Cobox (fungisida), Karphos atau Hostathion (insektisida), dan Agrept (bakterisida) setiap 2 hari sekali. Dosis yang digunakan setengah dari dosis yang dianjurkan. 

Pengolahan Media Tanam

Pertama-tama bajak atau balik tanah sedalam 20-30 cm. Pada kondisi tanah dengan pH kurang dari 6 berikan kapur dolomit sebanyak 1-2 ton per hektar, tergantung keasaman tanah. Campurkan dengan tanah dan diamkan selama 1-2 minggu.
Buat bedengan dengan lebar 1 meter tinggi 20-30 cm dan panjang disesuaikan kebutuhan. Buat jarak antar bedengan 30 cm. Tutup bedengan dengan mulsa plastik. Kegunaan mulsa plastik untuk mempertahankan kelembaban tanah, karena mentimun lebih baik ditanam di musim kemarau yang penyinarannya penuh. Namun, zona perakaran untuk mentimun harus tetap dijaga kelembabannya.
Buatlah lubang tanam pada permukaan mulsa dengan diameter 10 cm, setiap bedengan dua baris lubang tanam. Jarak antar lubang tanam dalam satu baris 40 cm dan jarak antar baris 50-60 cm.
Berikan pupuk kandang, lebih baik campuran antara kotoran ayam dengan kotoran kambing atau sapi 1:1. Cara pemberian pupuk bisa ditebar dalam bedengan kemudian diaduk dengan tanah, atau diletakan pada lubang tanam. Letakan pupuk sebanyak 0,5-1 kg pada setiap lubang tanam. Total kebutuhan pupuk untuk satu hektar 20-30 ton. Setelah diberi pupuk biarkan lahan selama 1-2 minggu.

1.                Bersihkan lahan dari gulma, rumput, pohon yang tidak diperlukan.
2.                Berikan kalsit/dolomit pH tanah 6

Pembuatan BEDENGAN
Dalam pembuatan bedeng dengan cara pencangkulan akan mempengaruhi sifat fisik tanah yang berfungsi memperbaiki ruang pori-pori tanah yang terbentuk diantara partikel-partikel  tanah (tekstur dan stuktur). Kerapatan dan rongga-rongga akibat pencangkulan akan memudahkan air dan udara bersirkulasi di dalamnya (drainase dan aerasi). Selain tempat untuk bersirkulasi, pori-pori tanah olahan akan memudahkan pergerakan akar tanaman dalam penyerapan unsur hara lebih mudah dan memungkinkan tanaman tumbuh subur.

Penanaman Benih MENTIMUN
Tanamlah biji yang telah bertunas, yang telah disiapkan dengan cara yang sudah diuraikan di atas. Masukkan masing-masing satu biji kedalam lubang tanam kemudian tutup dengan tanah. Siram setiap pagi dan sore hari. Setelah 2 hari biasanya benih yang ditanam sudah mulai tumbuh dan bertunas agak lebih tinggi.
1.                Siram bibit dalam polibag dengan air
2.                Keluarkan bibit bersama medianya dari polibag.
3.                Tanamkan bibit di lubang tanam dan padatkan tanah di sekitar batang.

Perawatan Tanaman MENTIMUN
Pada umur 3-4 hari setelah tanam lakukan pengontrolan tanaman, kemudian segera sulam apabila ada tanaman yang mati atau gagal tumbuh dengan benih baru. Bersihkan gulma di sekitar area tanam. Pada umur 2 minggu setelah tanam, biasanya daun sudah mulai muncul. Berikan pupuk tambahan berupa pupuk cair.
Pupuk cair dibuat dari kotoran kambing yang telah matang dicampur dengan air. Komposisi campuran 1 kg kotoran kambing dengan 1 liter air. Campuran tersebut harus didiamkan terlebih dahulu selama satu minggu. Berikan pupuk cair dengan cara menyiramkannya pada setiap lubang tanam. Kebutuhan pupuk cair adalah 1 liter per meter persegi.

·         Tanaman yang rusak atau mati dicabut dan segera disulam dengan tanaman yang baik.
·         Bersihkan gulma (bisa bersama waktu pemupukan).
·         Pasang ajir pada 5 hst ( hari setelah tanam ) untuk merambatkan tanaman.
·         Daun yang terlalu lebat dipangkas, dilakukan 3 minggu setelah tanam pada pagi atau sore hari.
·         Pengairan dan Penyiraman rutin dilakukan setiap pagi dan sore hari dengan cara di siram atau menggenangi lahan selama 15-30 menit. -Selanjutnya pengairan hanya dilakukan jika diperlukan dan diintensifkan kembali pada masa pembungaan dan pembuahan.

Pemupukan
Tanah gambut di Indonesia tidak hanya bermasalah dengan kemasaman dan kelarutan Al yang tinggi, tetapi juga miskin hara, terutama hara makro seperti  N, P, K, dan Mg. Oleh karena itu, pengapuran bukannya satu-satunya upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas lahan yang ditempati tanah bersifat asam. Pengapuran yang tidak disertai dengan pemupukan akan sama buruknya dengan pemupukan yang tidak didahului pengapuran.
Pemberian pupuk bertujuan untuk mengembalikan unsur hara yang telah hilang akibat pencucian air tanah, sehingga kebutuhan akan unsur hara tanaman dapat terpenuhi. Dalam pengaplikasiaan pupuk meliputi beberapa cara seperti penaburan, penugalan, pembenaman, penyemprotan dan penyiraman (Suteja, 1997).
Peranan suplai unsur hara untuk tanaman menunjukan manfaat yang sangat besar dalam meningkatkan pertumbuhan, hasil, dan kualitas mentimun. Jenis pupuk yang dapat digunakan pupuk organik berupa pupuk kandang ayam dan pupuk anorganik berupa Urea, TSP, KCL, dan curater. Pemupukan dilakukan 2 kali yakni pemberian awal dan pemberian susulan. Pemberian pupuk susulan terhadap budidaya mentimun dengan mulsa dilakukan setelah tanaman berumur 1 bulan dengan menggunakan pupuk NPK yang dicairkan. Cara pemberiannya dengan penyiraman dengan dosis 50 g/10 liter air lalu disiramkan disekitar tanaman. Larutan sebanyak itu digunakan untuk 50 tanaman.

Pemasangan AJIR (Cagak Bambu)
Mentimun merupakan tanaman yang bersifat memanjat (Indeterminate), sehingga dalam pertumbuhannya mentimun membutuhkan tiang penyangga atau ajir sebagai tempat tegak dan pembentukan buah tanaman tidak terhalang atau terhambat. Dengan kondisi pertumbuhan seperti ini maka persentase terbentuknya buah yang normal (lurus) akan lebih banyak dibandingkan dengan buah-buah yang terbentuk abnormal.  Ajir berfungsi untuk 1) tempat tegak tanaman, 2) mengurangi pembentukan buah abnormal, 3) mengurangi terserang hama, dan 4) memudahkan cara pemanenan.

HAMA dan PENYAKIT yang menyerang si MENTIMUN
HAMA
a. Oteng-oteng atau Kutu Kuya (Aulocophora similis Oliver).
Kumbang daun berukuran 1 cm dengan sayap kuning polos. Gejala : merusak dan memakan daging daun sehingga daun bolong; pada serangan berat, daun tinggal tulangnya. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA.
b. Ulat Tanah (Agrotis ipsilon)
Ulat ini berwarna hitam dan menyerang tanaman terutama yang masih muda. Gejala: Batang tanaman dipotong disekitar leher akar.
c. Lalat buah (Dacus cucurbitae Coq.)
Lalat dewasa berukuran 1-2 mm. Lalat menyerang mentimun muda untuk bertelur, Gejala: memakan daging buah sehingga buah abnormal dan membusuk. Pengendalian : Natural METILAT.
d. Kutu daun (Aphis gossypii Clover)
Kutu berukuran 1-2 mm, berwarna kuning atau kuning kemerahan atau hijau gelap sampai hitam. Gejala: menyerang pucuk tanaman sehingga daun keriput, kerititing dan menggulung. Kutu ini juga penyebar virus. Pengendalian : Natural BVR atau PESTONA

PENYAKIT
a. Busuk daun (Downy mildew)
Penyebab : Pseudoperonospora cubensis Berk et Curt. Menginfeksi kulit daun pada kelembaban udara tinggi, temperatur 16 - 22°C dan berembun atau berkabut. Gejala : daun berbercak kuning dan berjamur, warna daun akan menjadi coklat dan busuk. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
b. Penyakit tepung (Powdery mildew )
Penyebab : Erysiphe cichoracearum. Berkembang jika tanah kering di musim kemarau dengan kelemaban tinggi. Gejala : permukaan daun dan batang muda ditutupi tepung putih, kemudian berubah menjadi kuning dan mengering. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
c. Antraknose
Penyebab : cendawan Colletotrichum lagenarium Pass. Gejala: bercak-bercak coklat pada daun. Bentuk bercak agak bulat atau bersudut-sudut dan menyebabkan daun mati; gejala bercak dapat meluas ke batang, tangkai dan buah. Bila udara lembab, di tengah bercak terbentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
d. Bercak daun bersudut
Penyebab : cendawan Pseudomonas lachrymans. Menyebar pada saat musim hujan. Gejala : daun berbercak kecil kuning dan bersudut; pada serangan berat seluruh daun yang berbercak berubah menjadi coklat muda kelabu, mengering dan berlubang. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
e. Virus
Penyebab : Cucumber Mosaic Virus, CMV, Potato virus mosaic, PVM; Tobacco Etch Virus, TEV; otato Bushy Stunt Virus (TBSV); Serangga vektor adalah kutu daun Myzus persicae Sulz dan Aphis gossypii Glov. Gejala : daun menjadi belang hijau tua dan hijau muda, daun berkerut, tepi daun menggulung, tanaman kerdil. Pengendalian: dengan mengendalikan serangga vektor dengan Natural BVR atau PESTONA, mengurangi kerusakan mekanis, mencabut tanaman sakit dan rotasi dengan famili bukan Cucurbitaceae.
f. Kudis (Scab)
Penyebab : cendawan Cladosporium cucumerinum Ell.et Arth. Terjadi pada buah mentimun muda. Gejala : ada bercak basah yang mengeluarkan cairam yang jika mengering akan seperti karet; bila menyerang buah tua, terbentuk kudis yang bergabus. Pengendalian : Pemberian Natural GLIO sebelum tanam.
g. Busuk buah
Penyebab : cendawan (1) Phytium aphinadermatum (Edson) Fizt.; (2) Phytopthora sp., Fusarium sp.; (3) Rhizophus sp., (4) Erwinia carotovora pv. Carotovora. Infeksi terjadi di kebun atau di tempat penyimpanan. Gejala : (1) Phytium aphinadermatum: buah busuk basah dan jika ditekan, buah pecah; (2) Phytopthora: bercak agak basah yang akan menjadi lunak dan berwarna coklat dan berkerut; (3) Rhizophus: bercak agak besah, kulit buah lunak ditumbuhi jamur, buah mudah pecah; (4) Erwinia carotovora: buah membusuk, hancur dan berbau busuk. Pengendalian: dengan menghindari luka mekanis, penanganan pasca panen yang hati-hati, penyimpanan dalam wadah bersih dengan suhu antara 5 - 7 derajat C. Dan pemberian Natural GLIO sebelum tanam.

Pengendalian HAMA dan PENYAKIT
Hama dan penyakit pada mentimun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara pemberatasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara kimia (penyemprotan pestisida). Hama yang sering mengganggu yakni Thrips dan Imago thripis yang merusak tanaman dengan cara menghisap cairan sel. Tanda awal dari kerusakan ini bila daun dihadapkan ke sinar matahari akan kelihatan bintik berwarna putih. Pengendalian serangan hama ini dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida.

Penyakit yang sering menyerang yakni Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) di awali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning, kemudian meluas menjadi bercak. Pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan cara penyemprotan fungisida seperti Benlate dan Dithane. Penyakit layu sering menyerang pada musim hujan ketika tanah tergenang dan terlalu basah. Penyebab penyakit layu diakibatkan oleh Fusarium wilt F, dengan cara pengendalian membuat drainase atau saluran air yang baik dan pembuatan bedeng tanaman yang tinggi ± 50 cm.

Panen budidaya mentimun
Mentimun mulai berbunga pada 20 hari setelah tanam dan berbuah setelah 40 hari. Panen pertama budidaya mentimun biasanya dilakukan setelah 75 hari. Pemanenan dilakukan secara bertahap selama 1-1,5 bulan. Panen bisa dilakukan setiap hari, ciri-ciri buah yang dapat dipanen, yaitu buah masih berduri, panjang buah antara 10-30 cm atau tergantung jenis yang diusahakan umumnya bisa dipetik 1-2 buah per tanaman. Mentimun sayur dipanen 5 - 10 hari sekali tergantung dari varitas dan ukuran/umur buah yang dikehendaki. Buah dipanen di pagi hari sebelum jam 9.00 dengan cara memotong tangkai buah dengan pisau tajam.Produksi buah mentimun yang baik bisa mencapai 30 ton per hektar. Mentimun hasil panen harus diletakkan di tempat sejuk karena buah mentimun akan cepat kehilangan kandungan air. Setelah dipanen, biasanya mentimun di pack dalam tempat yang mempunyai sirkulasi udara atau dimasukkan karung untuk dijual ke pasar.

SUMBER :

0 komentar: