Selamat Datang di Blog Kami April 2014 ~ ENTREPRENEUR.SGC_2014

Sabtu, 12 April 2014

Metode Keranjang Takakura

Keranjang Takakura
Keranjang Takakura merupakan alat pengomposan skala rumah tangga yang ditemukan Pusdakota bersama Pemerintah Kota Surabaya, Kitakyusu International Techno-cooperative Association, dan Pemerintahan Kitakyusu Jepang pada tahun 2005. Keranjang ini dirakit dari bahan-bahan sederhana di sekitar kita yang mampu mempercepat proses pembuatan kompos.
Dan ddisebut ’Takakura Home Method’ yang dilingkungan masyarakat lebih dikenal dengan nama ‘Keranjang Takakura.’
Satu keranjang standar dengan starter 8 kg dipakai oleh keluarga dengan jumlah total anggota keluarga sebanyak 7 orang. Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari.
JENIS SAMPAH YANG DIOLAH
- Sisa sayuran. Idealnya sisa sayuran tersebut belum basi.
Namun bila telah basi, cuci sayuran tersebut terlebih dahulu, peras, lantas
buang airnya.
- Sisa nasi.
- Sisa ikan, ayam, kulit telur dll.
- Sampah buah yang lunak (anggur, kulit jeruk, apel, dan
lain-lain). Hindari memasukkan kulit buah yang keras seperti kulit salak.
BAHAN BAKU
Ada dua jenis sampah yaitu organik dan anorganik. yang termasuk sampah organik dan bisa dijadikan bahan kompos adalah sampah coklat (daun kering, rumput kering, serbuk gergaji, serutan kayu, sekam, jerami, kulit jagung, kertas yang tidak mengkilat, tangkai sayuran) dan sampah hijau (sayuran, buah-buahan, potongan rumput segar, daun segar, sampah dapur, ampas teh/kopi, kulit telur, pupuk kandang). Sedangkan yang masuk kelompok sampah anorganik adalah plastik, stereoform, kertas (mengkilat), logam, kaca dll. dipisahkan saja itu “jatah nya pemulung”


ALAT DAN BAHAN
Alat yang dibutuhkan adalah tempat memproses sampah menjadi kompos (komposter). Macam-macam jenisnya, ada yang terbuat dari batako, gentong plastik, keranjang (keranjang takakura) ataupun karung. Bahan yang digunakan untuk mengurai sampah menjadi kompos adalah starter, yaitu mikro organisma pengurai.
Stater siap pakai seperti EM4 (effective microorganism 4) bisa dibeli di toko pertanian dengan harga sekitar Rp. 13.000 s/d Rp 15.000. per botol 1 liter ataupun bisa beli kompos jadi satu karung cuma Rp.5000

Jika ingin membuat starter sendiri dengan cara sederhana:
1.    Nasi (baru maupun basi) dibentuk bulat sebesar bola ping-pong sebanyak 4 buah.
2.    Diamkan selama tiga hari sampai keluar jamur yang berwarna kuning, jingga, dan abu-abu.
3.    Bola nasi jamuran kemudian dimasukkan ke dalam botol/wadah plastik.
4.    Tuang air satu gayung yang sudah dicampur gula sebanyak empat sendok makan ke dalam botol/wadah yang berisi nasi jamuran.
5.    Diamkan selama satu minggu. Campuran nasi dan air gula tersebut akan berbau asem seperti tape/peuyeum. Starter sudah bisa digunakan untuk membuat kompos, dengan cara dicampur air. Perbandingan stater dengan air sebesar 1:5.

CARA PEMBUATAN KERANJANG TAKAKURA
Satu keluarga dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 7 orang dapat menggunakan keranjang standar (lihat gambar) dengan starter 8 kg Sampah rumah tangga yang diolah di keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari.
Persiapkan wadah atau keranjang berukuran 40 liter atau yang sekiranya cukup untuk menampung sampah. Pilihlah keranjang yang berlubang-lubang kecil untuk sirkulasi udara. Tempatkan keranjang pada tempat yang teduh, tidak kena hujan dan sinar matahari langsung serta memiliki sirkulasi udara yang bagus. Letakkan penyangga (batu bata atau bisa yang lain) pada bagian bawah keranjang agar aliran udara bisa masuk.
Masukkan sekam kedalam suatu wadah dan tempatkan pada bagian bawah keranjang. Bantalan sekam berfungsi menyerap air, mengurangi bau dan mengontrol udara agar mikroba berkembang dengan baik.
Cari kardus bekas yang muat masuk kedalam keranjang untuk menampung bahan-bahan yang akan dikomposkan. Letakkan kardus di atas bantalan sekam. Isi wadah dengan starter atau kompos kurang lebih setebal 5 cm. Kompos berfungsi sebagai starter proses pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-mikroba pengurai.
Isi wadah dengan starter atau kompos kurang lebih setebal 5 cm. Kompos berfungsi sebagai starter proses pengomposan karena di dalamnya terkandung mikroba-mikroba pengurai.

Masukkan bahan yang akan dikomposkan. Bahan-bahan yang akan dikomposkan sebelum dimasukkan ke keranjang harus dipotong kecil-kecil ukuran 2 cm x 2 cm. Semakin kecil ukuran akan semakin cepat terurai. Jika terlalu basah, tambahkan sekam atau serbuk kayu gergajian.
Aduk-aduklah setiap selesai memasukkan bahan-bahan yang akan dikomposkan. Bila perlu tambahkan selapis kompos yang sudah jadi. Agar kompos beraroma jeruk, anda bisa menambahkan kulit jeruk ke dalam keranjang.
Untuk memastikan proses pengomposan berjalan, letakkan tangan kita 2 cm dari kompos. Bila terasa hangat, dapat dipastikan proses pengomposan bekerja dengan baik. Jika tidak, percikkan sedikit air untuk memicu mikroorganisme bekerja. Bisa jadi kompos terlalu kering sehingga memerlukan air.
Lakukan kegiatan tersebut berulang-ulang selama 40 – 60 hari. Bahan yang telah menjadi kompos akan berwarna hitam, tidak berbau dan tidak becek.

CATATAN:
Letakkan Keranjang Takakura di tempat yang terhindar dari sinar matahari langsung. Bila kompos kering, perciki air bersih sambil diaduk merata. Suhu ideal adalah 60 derajat celsius.Selain mengunakan wadah keranjang kita bisa juga membuat pupuk kompos dengan ”metode karung” yaitu menggunakan karung sebagai wadah nya.

CARA PEMANENAN

Bila kompos di dalam Keranjang Takakura telah penuh, ambil 1/3-nya dan kita matangkan selama seminggu di tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Sisanya yang 2/3 bisa kita gunakan kembali sebagai starter untuk pengolahan berikutnya.

Metode Kompos Bokashi

Kompos Bokashi

SEJARAH KOMPOS BOKASHI

Bokashi merupakan nama metode pembuatan kompos dengan menambahkan mikroorganisme pada sampah sisa makanan, tujuannya untuk mempercepat pengomposan dan mengurangi bau yang dihasilkan oleh sampah. Pembuatan bokashi sudah dilakukan oleh petani di Jepang lebih dari 100 tahun lalu. Saat itu petani Jepang menimbun tumpukan sampah dengan tanah yang mengandung banyak mikroorganisme, selang beberapa minggu sampah itu sudah berubah menjadi tanah subur dengan bentuk dan sifat menyerupai tanah yang digunakan untuk menimbun sampah tadi.
Pada tahun 1980an Dr. Teruo Higa menemukan cara untuk melakukan kultur mikroorganisme yang digunakan untuk membuat bokashi, mikoorganisme hasil kultur itu bisa hidup dalam larutan yang bisa dikemas dalam botol. Saat ini mendapatkan mikoorganisme yang disebut Effective Microorganisms (EM1) sangat mudah dan harganya murah. Merek yang biasa ditemukan dipasaran adalah EM4, harga per liter sekitar Rp 20.000 atau kurang.

CARA MEMBUAT KOMPOS BOKASHI

Siapkan plastik bekas bahan kimia ukuran 120 liter, bersihkan dengan deterjen dan pastikan tidak ada bahan kimia yang tersisa. Beri pipa atau selang pernafasan pada tutup drum sepanjang 60 cm, buat lubang pernafasan mengarah ke bawah atau samping seperti pipa pernafasan septik tank. Kemudian siapkan bahan-bahan berikut.
  • Sampah organik, bisa dari sampah dapur, kotoran hewan dan limbah organik lainnya, saya sering menggunakan limbah penggilingan tebu yang didapat dari penjual es tebu di sekitar rumah.
  • 1 kilogram gula pasir atau gula merah, bisa juga digantikan 2 liter molase
  • 5 kilogram pupuk urea, bisa juga digantikan 10 liter urine (sapi, kambing, manusia).
  • 1 liter Effective Microorganisms

Masukkan sampah organik hingga tersisa 20 cm dari bibir drum, kemudian masukkan gula atau molase, kemudian masukkan pupuk urea atau urine, kemudian masukkan Effective Microorganisms. Setelah semua bahan dimasukkan dalam drum tambahkan air hingga tinggi air 5 cm di atas bahan-bahan. Lalu tutup rapat drum dan biarkan hingga 2 minggu, setelah 2 minggu kompos bokashi siap diberikan pada tanaman. Kompos bokashi melepas hara lebih banyak dan lebih cepat daripada kompos biasa, performanya menyerupai pupuk sintetis jenis slow release.

Metode AEROB dan ANAEROB

Metode AEROB dan ANAEROB
Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai. Organisme pengurai atau dekomposer bisa berupa mikroorganisme ataupun makroorganisme. Kompos berfungsi sebagai sumber hara dan media tumbuh bagi tanaman.
Dilihat dari proses pembuatannya terdapat dua macam cara membuat kompos, yaitu melalui proses aerob (dengan udara) dan anaerob (tanpa udara). Kedua metode ini menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saja bentuk fisiknya agak sedikit berbeda.

CARA MEMBUAT KOMPOS METODE AEROB

Proses pembuatan kompos aerob sebaiknya dilakukan di tempat terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Karakter dan jenis bahan baku yang cocok untuk pengomposan aerob adalah material organik yang mempunyai perbandingan unsur karbon (C) dan nitrogen (N) kecil (dibawah 30:1), kadar air 40-50% dan pH sekitar 6-8. Contohnya adalah hijauan leguminosa, jerami, gedebog pisang dan kotoran unggas. Apabila kekurangan bahan yang megandung karbon, bisa ditambahkan arang sekam padi ke dalam adonan pupuk.
Cara membuat kompos aerob memakan waktu 40-50 hari. Perlu ketelatenan lebih untuk membuat kompos dengan metode ini. Kita harus mengontrol dengan seksama suhu dan kelembaban kompos saat proses pengomposan berlangsung. Secara berkala, tumpukan kompos harus dibalik untuk menyetabilkan suhu dan kelembabannya. Berikut ini cara membuat kompos aerob:



Alat dan Bahan:
1.     Bak Pengoposan berfungsi agar bahan kompos tidak tercecer dan berserakan dan juga dengan memakai bak proses pembalikan dan pengontrolan jadi lebih mudah Ukuran Bak pengomposan panjang 1,5m x lebar 1m x tinggi 1m Bahan terbuat dari kayu atau bambu dengan syarat Aerasi  baik sehingga oksigen dapat masuk kedalam bahan dan Drainase yang baik
2.     Cerobong; terbuat dari pipa pralon 4” dengan panjang 1,5m dan telah diberi lobang kecil
3.     Alas; terbuat dari balok atau anyaman bambu dengan ukuran panjang 1,5m x lebar 1m x tebal 6cm
4.     Tutup; terbuat dari triplek atau anyaman bamboo berukuran 1,5m x 1m
5.     Sekop
6.     Cangkul Garu
7.     Alat Pengayak terbuat dari kasa berukuran 5/7
8.     Sepatu Boat
9.     Parang / mesin perajang
10. Tempat pengumpul sampah/ daun
11. Selang dan Sprayer
12. Termometer

  • Siapkan lahan seluas 10 meter persegi untuk tempat pengomposan. Lebih baik apabila tempat pengomposan diberi peneduh untuk menghindari hujan.
  • Buat bak atau kotak persegi empat dari papan kayu dengan lebar 1 meter dan panjang 1,5 meter. Pilih papan kayu yang memiliki lebar 30-40 cm.
  • Siapkan material organik dari sisa-sisa tanaman, bisa juga dicampur dengan kotoran ternak. Cacah bahan organik tersebut hingga menjadi potongan-potongan kecil. Semakin kecil potongan bahan organik semakin baik. Namun jangan sampai terlalu halus, agar aerasi bisa berlangsung sempurna saat pengomposan berlangsung.
  • Masukan bahan organik yang sudah dicacah ke dalam bak kayu, kemudidan padatkan. Isi seluruh bak kayu hingga penuh.
  • Siram bahan baku kompos yang sudah tersusun dalam kotak kayu untuk memberikan kelembaban. Untuk mempercepat proses pengomposan bisa ditambahkan starter mikroorganisme pembusuk ke dalam tumpukan kompos tersebut. Setelah itu, naikkan bak papan ke atas kemudian tambahkan lagi bahan-bahan lain. Lakukan terus hingga ketinggian kompos sekitar 1,5 meter.
  • Setelah 24 jam, suhu tumpukan kompos akan naik hingga 65oC, biarkan keadaan yang panas ini hingga 2-4 hari. Fungsinya untuk membunuh bakteri patogen, jamur dan gulma. Perlu diperhatikan, proses pembiaran jangan sampai lebih dari 4 hari. Karena berpotensi membunuh mikroorganisme pengurai kompos. Apabila mikroorganisme dekomposer ikut mati, kompos akan lebih lama matangnya.
  • Setelah hari ke-4, turunkan suhu untuk mencegah kematian mikroorganisme dekomposer. Jaga suhu optimum pengomposan pada kisaran 45-60oC dan kelembaban pada 40-50%. Cara menjaga suhu adalah dengan membolak-balik kompos, sedangkan untuk menjaga kelembaban siram kompos dengan air. Pada kondisi ini penguapan relatif tinggi, untuk mencegahnya kita bisa menutup tumpukan kompos dengan terpal plastik, sekaligus juga melindungi kompos dari siraman air hujan.
  • Cara membalik kompos sebaiknya dilakukan dengan metode berikut. Angkat bak kayu, lepaskan dari tumpukan kompos. Lalu letakan persis disamping tumpukan kompos. Kemudian pindahkan bagian kompos yang paling atas kedalam bak kayu tersebut sambil diaduk. Lakukan seperti mengisi kompos di tahap awal. Lakukan terus hingga seluruh tumpuka kompos berpindah kesampingnya. Dengan begitu, semua kompos dipastikan sudah terbalik semua. Proses pembalikan sebaiknya dilakukan setiap 3 hari sekali sampai proses pengomposan selesai. Atau balik apabila suhu dan kelembaban melebihi batas yang ditentukan.

Searah jarum jam: (1) Pemilihan lokasi pengomposan, (2) Membuat bak/kotak kayu, (3) Menyeleksi dan merajang bahan baku, (4) Memasukkan bahan baku baku kedalm bak kayu

  • Apabila suhu sudah stabil dibawah 45oC, warna kompos hitam kecoklatan dan volume menyusut hingga 50% hentikan proses pembalikan. Selanjutnya adalah proses pematangan selama 14 hari.
  • Secara teoritis, proses pengomposan selesai setelah 40-50 hari. Namun kenyataannya bisa lebih cepat atau lebih lambat tergantung dari keadaan dekomposer dan bahan baku kompos. Pupuk kompos yang telah matang dicirikan dengan warnanya yang hitam kecoklatan, teksturnya gembur, tidak berbau.
  • Untuk memperbaiki penampilan (apabila pupuk kompos hendak dijual) dan agar bisa disimpan lama, sebaiknya kompos diayak dan di kemas dalam karung. Simpan pupuk kompos di tempat kering dan teduh.

Searah jarum jam: (1) Penyiraman dan penambahan dekomposer, (2) Proses penumpukkan kompos, (3) Merapihkan tumpukan, (4) Pembalikan kompos

CARA MEMBUAT KOMPOS METODE ANAEROB

Cara membuat kompos dengan metode anaerob biasanya memerlukan inokulan mikroorganisme (starter) untuk mempercepat proses pengomposannya.  Inokulan terdiri dari mikroorganisme pilihan yang bisa menguraikan bahan organik dengan cepat, seperti efektif mikroorganime (EM4). Di pasaran terdapat juga jenis inokulan dari berbagai merek seperti superbio, probio, dll. Apabila tidak tersedia dana yang cukup, kita juga bisa membuat sendiri inokulan efektif mikroorganisme.
Bahan baku yang digunakan sebaiknya material organik yang mempunyai perbandingan C dan N tinggi (lebih dari 30:1). Beberapa diantaranya adalah serbuk gergaji, sekam padi dan kotoran kambing. Waktu yang diperlukan untuk membuat kompos dengan metode anaerob bisa 10-80 hari, tergantung pada efektifitas dekomposer dan bahan baku yang digunakan.  Suhu optimal selama proses pengomposan berkisar 35-45oC dengan tingkat kelembaban 30-40%. Berikut tahapan cara membuat kompos dengan proses anaerob.

Alat dan Bahan:
1.      Alas sebaiknya menggunakan lantai semen
2.      Terpal / Plastik
3.      EM4
4.      Canggul garu
5.      Sekop
6.      Pengayak
7.      Sepatu Boat
8.      Sarung tangan
9.      Parang/ mesin perajang
10. Sprayer

  • Siapkan bahan organik yang akan dikomposkan. Sebaiknya pilih bahan yang lunak terdiri dari limbah tanaman atau hewan. Bahan yang bisa digunakan antara lain, hijauan tanaman, ampas tahu, limbah organik rumah tangga, kotoran ayam, kotoran kambing, dll. Rajang bahan tersebut hingga halus, semakin halus semakin baik.
  • Siapkan dekomposer (EM4) sebagai starter. Caranya, campurkan 1 cc EM4 dengan 1 liter air dan 1 gram gula. Kemudian diamkan selama 24 jam.
  • Ambil terpal plastik sebagai alas, simpan bahan organik yang sudah dirajang halus di atas terpal. Campurkan serbuk gergaji pada bahan tersebut untuk menambah nilai perbandingan C dan N. Kemudian semprotkan larutan EM4 yang telah diencerkan tadi. Aduk sampai merata, jaga kelembaban pada kisaran 30-40%, apabila kurang lembab bisa disemprotkan air.
  • Siapkan tong plastik yang kedap udara. Masukan bahan organik yang sudah dicampur tadi. Kemudian tutup rapat-rapat dan diamkan hingga 3-4 hari untuk menjalani proses fermentasi. Suhu pengomposan pada saat fermentasi akan berkisar 35-45oC.
  • Setelah empat hari cek kematangan kompos. Pupuk kompos yang matang dicirikan dengan baunya yang harum seperti bau tape.


Metode Pembuatan Pupuk Cair ORGANIK

Metode Pembuatan Pupuk Cair
Mengapa harus ditekankan demikian? Karena kami berpandangan pupuk organik tidak hanya mempunyai fungsi sebagai penyedia hara, melainkan juga berfungsi memperbaiki lingkungan sekitar tanaman, baik secara fisik, kimia, maupun biologi. Oleh karena itu pupuk organik bukan sekedar dibuat dari bahan-bahan organik, tetapi juga harus berkerja secara organis juga pada tanaman. Agar bisa dibedakan dengan pupuk organik cair yang banyak beredar dipasaran. Dimana pupuk tersebut dibuat dari bahan organik tetapi pembuatannya tidak melibatkan proses dekomposisi biologi, tetapi lebih menggunakan proses fisik, seperti pemanasan, ekstraksi, penguapan dan lain-lain.
Terdapat dua macam tipe pupuk organik cair yang dibuat melalui proses pengomposan. Pertama adalah pupuk organik cair yang dibuat dengan cara melarutkan pupuk organik yang telah jadi atau setengah jadi ke dalam air. Jenis pupuk yang dilarutkan bisa berupa pupuk hijau, pupuk kandang, pupuk kompos atau campuran semuanya. Pupuk organik cair semacam ini karakteristiknya tidak jauh beda dengan pupuk organik padat, hanya saja wujudnya berupa cairan. Dalam bahasa lebih mudah, kira-kira seperti teh yang dicelupkan ke dalam air lalu airnya dijadikan pupuk.
Pupuk cair tipe ini suspensi larutannya kurang stabil dan mudah mengendap. Kita tidak bisa menyimpan pupuk tipe ini dalam jangka waktu lama. Setelah jadi biasanya harus langsung digunakan. Pengaplikasiannya dilakukan dengan cara menyiramkan pupuk pada permukaan tanah disekitar tanaman, tidak disemprotkan ke daun.
Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik yang difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme hidup. Bahan bakunya dari material organik yang belum terkomposkan. Unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk cair. Jadi larutannya lebih stabil. Bila dibiarkan tidak mengendap. Oleh karena itu, sifat dan karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk padat yang dilarutkan ke dalam air. Tulisan ini bermaksud untuk membahas pupuk organik cair tipe yang kedua.


PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK CAIR

Pupuk organik cair diaplikasikan pada daun, bunga atau batang. Caranya dengan mengencerkan pupuk dengan air bersih terlebih dahulu kemudian disemprotkan pada tanaman. Kepekatan pupuk organik cair yang akan disemprotkan tidak boleh lebih dari 2%. Pada kebanyakan produk, pengenceran dilakukan hingga seratus kalinya. Artinya, setiap 1 liter pupuk diencerkan dengan 100 liter air.
Untuk merangsang pertumbuhan daun, pupuk organik cair bisa disemprotkan pada tanaman yang baru bertunas. Sedangkan untuk menghasilkan buah, biji atau umbi, pupuk disemprotkan saat perubahan fase tanaman dari vegetatif ke generatif. Bisa disemprotkan langsung pada bunga ataupun pada batang dan daun. Setiap penyemprotan hendaknya dilakukan dengan interval waktu satu minggu jika musim kering atau 3 hari sekali pada musim hujan. Namun dosis ini harus disesuaikan lagi dengan jenis tanaman yang akan disemprot.
Pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan daun, gunakan pupuk organik cair yang banyak mengandung nitrogen. Caranya adalah dengan membuat pupuk dari bahan baku kaya nitrogen seperti kotoran ayam, hijauan dan jerami. Sedangkan pada kasus pemupukan untuk pertumbuhan buah, gunakan bahan baku pupuk yang kaya kalium dan fosfor, seperti kotoran kambing, kotoran sapi, sekam padi dan dedak. Kandungan setiap jenis material organik bisa dilihat di tabel berikut.
Secara sederhana bisa dikatakan, untuk membuat pupuk perangsang daun gunakan sumber bahan organik dari jenis daun-daunan. Sedangkan untuk membuat pupuk perangsang buah gunakan bahan organik dari sisa limbah buah seperti sekam padi atau kulit buah-buahan.

SIFAT DAN KARAKTERISTIK PUPUK ORGANIK CAIR

Pupuk organik cair tidak bisa dijadikan pupuk utama dalam bercocok tanam. Sebaiknya gunakan pupuk organik padat sebagai pupuk utama/dasar. Pupuk organik padat akan tersimpan lebih lama dalam media tanam dan bisa menyediakan hara untuk jangka yang panjang. Sedangkan, nutrisi yang ada pada pupuk cair lebih rentan terbawa erosi. Namun di sisi lain, lebih mudah dicerna oleh tanaman.
Jenis pupuk cair lebih efektif dan efesien jika diaplikasikan pada daun, bunga dan batang dibanding pada media tanam (kecuali pada metode hidroponik). Pupuk organik cair bisa berfungsi sebagai perangsang tumbuh. Terutama saat tanaman mulai bertunas atau saat perubahan dari fase vegetatif ke generatif untuk merangsang pertumbuhan buah dan biji. Daun dan batang bisa menyerap secara langsung pupuk yang diberikan melalui stomata atau pori-pori yang ada pada permukaannya.
Pemberian pupuk organik cair lewat daun harus hati-hati. Jaga jangan sampai overdosis, karena bisa mematikan tanaman. Pemberian pupuk daun yang berlebih juga akan mengundang hama dan penyakit pada tanaman. Jadi, ketepatan takaran harus benar-benar diperhatikan untuk mendapatkan hasil maksimal.
Setiap tanaman mempunyai kapasitas dalam menyerap nutrisi sebagai makanannya. Secara teoritik, tanaman hanya sanggup menyerap unsur hara yang tersedia dalam tanah tidak lebih dari 2% per hari. Pada daun, meskipun kami belum menemukan angka persisnya, bisa diperkirakan jumlahnya tidak lebih dari 2%. Oleh karena itu pemberian pupuk organik cair pada daun harus diencerkan terlebih dahulu.
Karena sifatnya sebagai pupuk tambahan, pupuk organik cair sebaiknya kaya akan unsur hara mikro. Sementara unsur hara makro dipenuhi oleh pupuk utama lewat tanah, pupuk organik cair harus memberikan unsur hara mikro yang lebih. Untuk mendapatkan kandungan hara mikro, bisa dipilah dari bahan baku pupuk.

 


CARA MEMBUAT PUPUK ORGANIK CAIR

  • Siapkan bahan-bahan berikut: 1 karung kotoran ayam, setengah karung dedak, 30 kg hijauan (jerami, gedebong pisang, daun leguminosa), 100 gram gula merah, 50 ml bioaktivator (EM4), air bersih secukupnya.
  • Siapkan tong plastik kedap udara ukuran 100 liter sebagai media pembuatan pupuk, satu meter selang aerotor transparan (diameter kira-kira 0,5 cm), botol plastik bekas akua ukuran 1 liter. Lubangi tutup tong seukuran selang aerotor.
  • Potong atau rajang bahan-bahan organik yang akan dijadikan bahan baku. Masukkan kedalam tong dan tambahkan air, komposisinya: 2 bagian bahan organik, 1 bagian air. Kemudian aduk-aduk hingga merata.
  • Larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah 5 liter air aduk hingga merata. Kemudian tambahkan larutan tersebut ke dalam tong yang berisi bahan baku pupuk.
  • Tutup tong dengan rapat, lalu masukan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang masuk sehingga tidak ada celah udara. Biarkan ujung selang yang lain masuk kedalam botol yang telah diberi air.
  • Pastikan benar-benar rapat, karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi selang adalah untuk menyetabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong.
  • Tunggu hingga 7-10 hari. Untuk mengecek tingkat kematangan, buka penutup tong cium bau adonan. Apabila wanginya seperti wangi tape, adonan sudah matang.
  • Pisahkan antara cairan dengan ampasnya dengan cara menyaringnya. Gunakan saringan kain. Ampas adonan bisa digunakan sebagai pupuk organik padat.
  • Masukkan cairan yang telah melewati penyaringan pada botol plastik atau kaca, tutup rapat. Pupuk organik cair telah jadi dan siap digunakan. Apabila dikemas baik, pupuk bisa digunakan sampai 6 bulan.

Minggu, 06 April 2014

Membuat Mesin Arum Manis Sekelas TENESCorp. #Sabtu, 15 Maret 2014

Assalamualaikum Wr.Wb. sobat…
Mesin Arum Manis TENES Corp. (Belum FIX)
Kali ini kami akan menceritakan sedikit mengenai aktifitas kami pada hari Sabtu, 15 Maret 2014. Hari itu kami membuat mesin arum manis. Seru lo…
Jadi, langsung berangkat… ^_^

Hari Sabtu, 15 Maret 2014, kami sekelas memulai aktivitas baru dari pagi sampai sore hari. Pagi harinya, kita semua ngumpul di rumahnya Jaya. Yaaa, egak semunya ngumpul sih, masih ada beberapa anak yang masih belum dateng,  jadi yang udah pada dateng nunggu dulu sambil menyiapkan alat dan bahan yang akan kita gunakan. Akhirnya, penantian kita tehadap anak-anak yang belum dateng berakhir juga. Alhamdulillah mereka datang tepat disaat kita udah prepare semuanya dan udah mau fix membikin mesinnya. Pekerjaan kita dimulai udah agak siangan sih¸ cuman ya egak siang banget. Sekitaran jam 10 – 11 an kita kerja. Disini, kita dibagi dua kelompok. Kelompok cewek sama kelompok cowok. Sebenernya, pihak sekolah menyuruh kami untuk membuat 2 kelompok yang ada cowok sama ceweknya, cuman karena kekeluargaan kami sangat erat kita egak mau dibagi kelompoknya kayak gitu. Jadi ya udah, kita bagi kelompoknya cewek dan cowok yang simple dan egak bikin ribet meskipun jumlah cowok dan ceweknya jomplang sedikit karena dikelas kami kebanyakan cewek.


Cerita pertama datang dari kelompok cewek. Ceritanya gini, kelompok cewek dan cowok dibagi tugas dimana cowok membuat mesin candy cottonnya sedangkan kelompok cewek menjadi seksi konsumsi, pendukung, kameramen, dan pemeriah suasana disana. Kenapa pembagian tugasnya seperti itu? Karena pembuatan mesin tersebut menggunakan alat-alat yang tidak boleh sembarangan dipegang, seperti lem tembak, solder, cutter, korek, dan alat lainnya yang bisa merusak kehalusan tangan kami para wanita. Pekerjaan dimulai, kami para wanita mulai berkumpul dan mulai berencana untuk membeli sesuatu tapi egak dibayarin melainkan bayar sendiri pake uang sendiri. Jadi sejatinya, kami para cewek hanya menyediakn jasa antar makanan saja tidak membelikan makanan. Tapi egak sepenuhnya kami para cewek menyediakan makanan, para cowok ada yang modal dikit buat beli makanan dan cowok itu adalah Dika bahkan saking modalnya tuh anak, dia membelikan makanan yang cukup banyak untuk anak sekelas dan minuman special yang diberikan untuk dek Nisa (cewek yang rumornya disukain sama Dika, cuman sayangnya dek Nisa egak suka sama Dika). Next, kita pergi ke tugas kelompok para cewek sebagai pendukung. Tugas ini adalah tugas yang paling enteng banget buat kami para cewek, karena kita cuma nengokin anak cowok yang lagi kerja dan berkata “Yeeeyyyy, ayok bentar lagi jadi tuh!” atau kami sok-sok perhatian “Awas hati-hati! Nanti kalau kena itu gimana?” atau bisa jadi, kami sok-sok pengen tau “Ih, itu kayak mana caranya? Kok bisa sih jadi kayak gitu?” intinya ditugas ini kami memberi rasa peduli kepada para pria, supaya merekanya semangat... Lanjut ketugas kameramen. Egak semua cewek disini bisa jadi kameramen ya sebenernya sih bisa bisa aja, cuman karena ada faktor M yaitu MALES jadi ya egak semuanya kameramen. Lagipula, kamera kami disini Cuma ada beberapa aja, egak banyak, paling-paling Cuma 3-4 kamera. Nah, yang jadi kameramen Cuma foto-foto doang. Foto’in anak cowok yang lagi pada ngebuat mesinnya. Tugas terakhir kami para cewek adalah memeriahkan suasana. Ini gampang baget. Kami para cewek cukup berteriak-teriak tapi egak keras-keras banget teriakannya biar tetangga egak keberisikan banget. Selain pake suara kami sendiri untuk memeriahkannya, kami juga pake music dengan pengeras suara berupa salon miliknya Jauha’ yang jauh-jauh diambil dari rumahnya ke rumahnya Jaya. Music yang disetel lumayan keras, bisalah untuk didengerin satu RT.

Sekarang kita GO ke tugas para anak-anak cowok. Jadi, karena para cewek gak bisa bantu banyak, malah yang ada kalo’ bantu jadi nyusahin, maka dengan sangat senang hati anak-anak cowoklah yang membuat mesin arum manis secara keseluruhan.

Pertama-tama, para cowok yang sudah berkumpul di rumah Jaya menyiapkan seluruh alat dan bahan yang diperlukan untuk membuat mesin arum manis. Dengan bantuan para wanita cantik, akhirnya semua alat dan bahan terkumpul. Alat dan bahan tersebut adalah :
      
Bahan :
  • Kaleng Lasegar,
  • Kabel,
  • Roda Tamiya,
  • As Tamiya,
  • Adaptor,
  • Batrai ABC 2 buah,
  • Dinamo mobil remote 2 buah,

Alat :
  • Solder,
  • Lem tembak,
  • Cutter,
  • Korek,
  • Obeng,
  • Tang,


Kami ber-10 segera membongkar 2 mobil remote yang ada di depan kami. Dengan 5 obeng, kami dapat membongkar mobil remote tersebut hanya dalam 5 menit. Kami mengambil dynamo di dalamnya dan membuang mobil remote secara keseluruhan.

Kami segera mengambil 4 buah kaleng Lasegar dan kawan-kawannya untuk dibelah horizontal menjadi 2 dan digabungkan kembali supaya jadi seperti ini. Setelah ke-4 kaleng jadi, kami segera beranjak ke tugas selanjutnya.

Kami memotong kabel dan menyambungkannya dengan kutub dynamo. Aziz memegang solder, Rizky memegang dynamo, Irfan dan Jaya menjaga stopkontak, Dika berdoa, Tyo dan Yoga menemani Dika, dan Sadam melihat mereka semua beraksi… Setelah terhubung dengan kabel, kami mencoba menghubungkan kabel dengan baterai. Kami sangat senang saat melihat dynamo kami berputar. Kamipun segera menyelesaikan dynamo yang satunya lagi.

Sadam dan Irfan yang menganggur masuk ke dalam rumah Jaya sambil membawa 4 kaleng dan 4 roda Tamiya. Mereka juga membawa lem tembak. Kedua anak itu menyatukan roda Tamiya dan kaleng menggunakan lem tembak. Roda Tamiya diletakkan di atas kaleng yang ada lubangnya, lalu dipaskan tepat di tengah-tengah kaleng dan dilem. Menggunakan lem tembak harus hati-hati, karena lem yang baru keluar sangatlah panas. Setelah keempat kaleng disatukan dengan roda Tamiya, Irfan dan Sadam segera keluar dari Rumah Jaya dan membantu anak-anak cowok lain menyolder kabel dengan dynamo.

Setelah lem di kaleng kering, kami segera menyatukan kaleng dengan dynamo yang telah disolder tadi. Setelah disatukan, kami mencoba menyalakan dynamo tersebut. Betapa senang hati kami ber-10 saat melihat kaleng pada dynamo kami berputar dengan cepat dan seimbang. Para cewek yang melihatpun ikut teriak-teriak kegirangan. Haduh, berisik… -_-‘

Setelah selesai semua, kamipun rehat sejenak. Kami duduk bersama dan menganbil nafas bersama. Tak terasa, waktu yang dibutuhkan untuk membuat 2 mesin cotton candy tidak lama. Kelompok anak cowok berhasil membuatnya kurang lebih 3 jam. Intinya, anak cowok berhasil menunjukkan mesinnya yang bisa diputar dengan seimbang itu menjelang azan dzuhur. Disitu kami anak kelas udah seneng banget yaaa sekalipun mesinnya belum jadi bener-bener dan mesti ditambahkan embel-embelnya dikit, tapi setidaknya itu saja sudah lebih dari cukup untuk membuat kami bangga. Karena mesin tersebut dikatakan fix udah jadi, anak-anakpun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

Pertemuan kami yang singkat inipun berakhir. Mesin Arum Manis dibawa oleh Sadam dan disimpan di rumahnya. Pengalaman hari ini emang luar biasa banget… Jos gandos bisa ngumpul bareng sambil ngerjain tugas EP. Meskipun tak ada makanan yang dihidangkan, kami lega karena mesin kami sudah jadi. Aziz, Sadam, Yoga, Jaya, dan Tyopun janjian lagi nanti sore mau ngelanjutin bikin mesin arum manis.

Sekian cerita singkat dari kami…
Maaf kalo’ cerita seingkat ini agak sedikiti kepanjangan…
Semoga cerita kami kali ini dapat menginspirasi anda semua para pembaca setia blog kami…

Salam Super Cemungudh Eaaa…

Wassalamualaikum Wr.Wb… ^_^

Sabtu, 05 April 2014

General EP bersama Pak MakRos ( Tutorial Mesin Arum Manis ) ~13 Maret 2014~

Assalamualaikum Wr.Wb...

Ehh, ketemu lagi dengan grup kami yang isinya para penghuni yang kece-kece, imut-imut, rajin menabung, dan tidak sombong...
Kami mau bagi cerita sedikit nih! Lewat blog ini kami bakalan nuangin semua kejadian pada tanggal 13 Maret 2014.
Langsung cerita yaaaaaaaaa...........

General EP di Cafe'taria SMA SGC

Hari itu adalah hari Kamis, tepatnya tanggal 13 Maret 2014 yang sebenarnya kelas kami tidak ada pelajaran Entrepreneurship. Hanya saja pelajaran itu diadakan secara general yang dihadiri oleh seluruh kelas 10 yang kita sebut sebagai General EP. General EP dimulai disaat kelas kami telah usai pelajaran CIT atau TIK (Komputer). Sebenarnya setelah CIT, jadwal pelajaran selanjutnya adalah bahasa Inggris namun bahasa Inggris diganti oleh General EP. Jadi kita semua anak kelas 10 berkumpul di cafe dan duduk 2 baris sesuai dengan kelas masing-masing untuk memulai General EP dan mendengarkan persentasi tentang "Tutorial Cotton Candy Machine" dari para siswa kelas 10 Social dan guru EP yang paling kece yaitu pak MakRos. 


General EP pun dimulai dengan pembukaan dari anak 10 Social atau XSO. Dua anak dari XSO membuka acara dan mulai mempersilahkan para presenter untuk berpresentasi. Presentasi pertama, dilakukan oleh Pak MakRos tentang pengenalan Entrepreneurship kepada para murid. Saat presentasi dilakukan beberapa murid dari masing-masing kelas ada yang menjadi kameramen untuk memotret kegiatan yang sedang terjadi dihari itu. Presentasi selanjutnya, dilakukan oleh anak-anak XSO dengan mengenalkan Cotton Candy Machine kepada kami. Mulai dari bahan yang terdiri dari kaleng bekas, as tamiya, gunting, kabel, adaptor, korek api sampai ke cara pembuatannya
mereka sampaikan sekalipun penyampaiannya cukup susah dicerna oleh otak lola’ yang kami miliki ini. Tapi menurut kami yang bukan anak XSO, cara membuat "Cotton Candy Machine" itu susah-susah gampang kok. Hasil karya anak XSO pun lumayan, meskipun mereka mengalami beberapa kali kegagalan seperti perputaran kaleng Cotton Candy-nya tidak stabil, baterai
yang cepat habis dayanya saat digunakan, dan kegagalan lainnya. Kelemahan mesin dari anak XSO yang telah ditunjukkan kepada kami adalah gula yang nantinya dituangkan kedalam kaleng cotton candy mesin akan tumpah-tumpah karena tidak adanya penutup diatasnya. Selain penunjukkan alat dari anak Xso, pak MakRos pun ikut serta untuk nunjukkan alat yang ia buat sendiri. Mesin yang beliau buat cukup sempurna.








Setelah presentasi dan pertunjukkan mesin-mesin yang telah dibuat kepada kami selesai, tiba waktunya pak MakRos untuk memberi tugas kepada kami berupa pembuatan 2 Cotton Candy Machine yang akan dilakukan disetiap kelas, dimana tiap kelas akan dibagi jadi 2 kelompok. Setiap kelompok membuat 1 cotton candy mechine. Disitu, kita sekelas langsung berkumpul dan mendiskusikan untuk pembagian kelompoknya. Tapi, karena kita kebingungan bagaimana cara membaginya, akhirnya kami bagi ikut urutan absen. Absen nomor 1-13 adalah kelompok pertama, absen 14-25 kelompok kedua. Sebenarnya kelompok-kelompok itu belum benar-benar fix karena kita disana benar-benar kebingungan membagi kelompoknya. Jadi, kita ngasal-ngasal dulu bikinnya, ya nggak apa-apalah yang penting jadi. Setelah kebingungan dengan pembagian kelompok, kami dikejutkan dengan adanya berita bahwa mesin cotton candy-nya harus jadi minggu depan disaat kami ada pelajaran EP. Kami terkejut, kami sangat kaget, dan kami sangat shock mendengar itu semua. Akhirnya kami mengambil keputusan bahwa hari Sabtu tanggal 15 Maret 2014 untuk berkumpul satu kelas dirumah Jaya atas pembagian dan pembuatan grup juga mesin cotton candy-nya. Keputusan yang dibuat sudah fix tepat dengan bel istirahat yang berbunyi 2 kali. General EP-pun selesai, semua murid keluar dari cafe untuk beristirahat dan makan siang... ^_^

Sekian cerita mengenai General EP yang bikin Gupek kami sekelas. Kapan-kapan kami lanjutkan cerita tentang proses pembuatan Cotton Candy Machine pada Sabtu 15 Maret 2014 di rumah Jaya.

Tetap setia nantikan postingan terbaru kami ya?
Salam super Cemungudh kakak...
Wassalamualaikum Wr.Wb...